INFORMASI :

SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI PEMERINTAH DESA BALINGASAL KECAMATAN PADURESO KABUPATEN KEBUMEN

MENGHIDUPKAN KEMBALI BUDAYA RONDA

MENGHIDUPKAN KEMBALI BUDAYA RONDA

BERITA DESA | Kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan masih rendah dengan adanya arus modernisasi yang semakin lama semakin meningkat. Maka semakin luntur pula budaya-budaya atau tradisi masyarakat seperti kegiatan siskamling (sistem keamanan lingkungan) yang lebih dikenal dengan ronda. Ronda merupakan sebuah kegiatan yang sudah menjadi tradisi di berbagai belahan daerah di Indonesia, dari pelosok hingga kota-kota besar kegiatan ronda selalu diadakan setiap malamnya. Kegiatan ronda dianggap penting karena memberikan rasa aman kepada masyarakat.           

Ronda di sebagian daerah khususnya di Desa Balingasal Kecamatan Padureso Kabupaten Kebumen dibentuk pada tahun 2020 masa pemerintahan Pak Manang. Pos kamling yang dulunya sempat mati suri kini diaktifkan kembali untuk menjaga keamanan dan memberikan rasa nyaman kepada masyarakat, tidak terkecuali di Dukuh bleber Desa Balingasal. Melalui musyawarah bersama, ketua RT dan RW, karang taruna serta masyarakat bersepakat melakukan kegiatan ronda malam. Kala itu, musyawarah dipimpin oleh Pak Warsino selaku kepala Dukuh Bleber dan sebagai pelaksana adanya musyawarah yaitu ketua karang taruna. Setelah disepakati, Pak Nasekun langsung membuat jadwal petugas ronda. Dikarenakan Dukuh Bleber ada 2 pos kamling maka jadwal pun dibuat dua jenis yaitu untuk pos kamling RT 01/RW 02 setiap malamnya ada 12 anggota ronda dan setiap anggota memiliki ketua sebagai penanggungjawab, untuk poskamling RT 03/RW 05 setiap malamnya beranggotakan 6 orang. Di Dukuh Bleber khusus para pemuda di beri jadwal ronda setiap malam minggu.

Dalam kegiatan ini telah disepakati juga adanya jimpitan. Jimpitan merupakan mengambil iuran sukarela berupa uang logam/receh seikhlasnya dengan kesepakatan bersama yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat disaat berkeliling ronda dari rumah ke rumah untuk menjaga keamanan lingkungan. Masing-masing rumah sudah sepakat menyediakan tempat jimpitan, setiap malamnya harus diisi dengan uang 500 rupiah. Puji syukur setiap malamnya pos kamling RT 001/RW 02 terkumpul sekitar 39.000-40.000 rupiah, sedangkan pos kamling RT 03/RW 05 terkumpul sekitar 17.000-18.000 rupiah. Dengan kesepakatan bersama, hasil uang jimpitan digunakan untuk kebutuhan dan kepentingan masyarakat Dukuh Bleber.

Hingga saat ini aset kekayaan Dukuh Bleber terdiri dari 38 jenis barang. Goltriyanto selaku kepala Dukuh Bleber saat ini, membagi peran untuk mengelola keuangan hasil jimpitan. Peran tersebut diantaranya penasihat (Pak Sumiyanto), bendahara (Pak Santoso), dan sekretaris (Machmudin). Hasil jimpitan tidak terasa sangat membantu kegiatan-kegiatan sosial di Dukuh Bleber, dengan hasil tersebut digunakan untuk membeli 13 taplak meja, 2 set peralatan prasmanan, 5 nampan, 250 tutup gelas, dan yang terbaru membeli 200 kursi serta masih banyak kegunaan lainnya.

Kemudian untuk jimpitan pemuda setiap seminggu sekali, sampai saat ini khas jimpitan pemuda sudah terkumpul sekitar 1.100.000 rupiah. Adapun kegunaan uang jimpitan pemuda seperti untuk perawatan lampu jalan yang mana Dukuh Bleber mempunyai aset lampu penerang jalan sekitar 96 titik lampu dan itu semua dikelola oleh pemuda. Selain itu uang jimpitan pemuda juga digunakan untuk agenda sosial seperti jika ada masyarakat yang sakit atau meninggal dunia diambilkan uang sosial dari khas pemuda. Total khas terbaru uang jimpitan Dukuh Bleber sudah terkumpul sekitar 8.000.000 rupiah.

Kegiatan ronda malam dan jimpitan di Dukuh Bleber dapat dilaksanakan secara berkelanjutan karena dikelola secara adil dan transparan. Semua dana sosial yang dikumpulkan kemudian dilaporkan oleh kepala Dukuh Bleber minimal dua bulan sekali agar masyarakat mengetahui perkembangan keuangan pedukuhan. Kegiatan jimpitan juga dapat berjalan lancar karena adanya partisipasi yang baik dari masyarakat. Semua hal positif yang didapatkan membuat masyarakat terus melaksanakan kegiatan secara konsisten. Kegiatan tersebut dapat dikatakan telah menjadi kegiatan yang membudaya atau menjadi tradisi di masyarakat.

Bagikan :

Tambahkan Komentar Ke Twitter

Arsip Berita Desa

Statistik Pengunjung