INFORMASI :

SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI PEMERINTAH DESA BALINGASAL KECAMATAN PADURESO KABUPATEN KEBUMEN

SOSIALISASI DAN EDUKASI GBHS

SOSIALISASI DAN EDUKASI GBHS

BERITA DESA | Dalam rangka Penanganan Stunting di Desa Balingasal, Pemerintah Desa bersama Tim Penggerak PKK Desa Balingasal mengelar acara Sosialisasi dan Edukasi Gerakan Hidup Bersih dan Sehat, Senin (31/10/2022).

Hadir dalam kegiatan Sosialisasi dan Edukasi, Manang (Kepala Desa) didampingi oleh Udhi Purnomo (Sekdes), Martini (Wakil Ketua TP. PKK) serta Susi Harmini, A.MG (Ahli Gizi Puskesmas Padureso). Acara dibuka langsung oleh Kepala Desa, dilanjutkan Paparan Sekdes mengenai Kegiatan Desa untuk menunjang Penanganan Stunting, antara lain : (1) Kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Gerakan Hidup Bersih dan Sehat; (2) Pembangunan Rumah Singgah (RDS); (3) Penyediaan Makanan Sehat untuk peningkatan gizi balita dan anak; (4) Insentif Kader Kesehatan Masyarakat; (5) Pengadaan Ambulan Desa; (6) Pembangunan/Rehabilitasi Poskesdes, Polindes dan Posyandu; (7) Pengelolaan Balai Pengobatan Desa; (8) Perawatan Kesehatan untuk Ibu Hamil dan menyusui; (9) Pengadaan Kebutuhan Medis; (10) Pembangunan fasilitas sanitasi dan air bersih. Itulah 10 Kegiatan Dana Desa yang dapat digunakan untuk kegiatan Penanganan Stunting (sesuai musyawarah desa). Dilanjutkan sambutan dari Martini, S.Pd (Wakil Ketua TP. PKK Desa)

Selanjutnya paparan dari Susi Harmini, A.MG (Petugas Gizi Puskesmas Padureso) antara lain pengertian Stunting. Stunting adalah kondisi kekurangan gizi kronis yang menyebabkan kegagalan tumbuh kembang anak. Ini merupakan permasalahan serius dan menjadi prioritas negara karena jika dibiarkan, kondisi ini dapat merugikan masa depan anak-anak.

Gejala stunting, selain memiliki tubuh pendek, anak dengan stunting juga memiliki ciri-ciri berikut : Pertumbuhan fisik dan gigi terhambat, wajah tampak lebih muda dibanding anak seusianya, kemampuan kognitif rendah (sulit fokus dan mengingat) sehingga memengaruhi kecerdasan dan prestasinya di sekolah, saat usianya 8-10 tahun, ia akan lebih pendiam dan cenderung tidak mau melakukan kontak mata dengan orang di sekitarnya

Penyebab stunting, Stunting terjadi karena kekurangan gizi (malnutrisi), terutama pada 1000 hari pertama kehidupannya. Berikut ini beberapa penyebab terjadinya stunting pada anak dari sisi ibu : memiliki tubuh pendek, Indeks massa tubuh rendah dan kenaikan berat badan yang kurang saat hamil, Hamil pada usia remaja (berisiko tinggi mengalamimaternal stunting), Jarak antar kelahiran yang dekat, Kurangnya pengetahuan mengenai asupan gizi yang baik sebelum hamil, saat hamil, dan setelah melahirkan

Sedang dari sisi anak, berikut ini faktor yang membuatnya berisiko terkena stunting: Intrauterine growth restrictionatau pertumbuhan janin terhambat, kondisi ini terjadi ketika berat janin di bawah 10 persentil sesuai usia kehamilan, Berat bayi lahir rendah (BBLR), Kebutuhan nutrisi (terutama pada usia 0-2 tahun) tidak terpenuhi dengan baik, Tidak mendapatkan ASI eksklusif dan kualitas MPASI yang kurang baik, Terbatasnya akses pelayanan kesehatan (termasuk layanan kehamilan dan setelahnya) dan sanitasi yang baik (misalnya, air bersih), Infeksi berulang atau kronis pada bayi.

Diagnosis stunting, setiap anak akan dipantau tumbuh kembangnya secara rutin (setidaknya sebulan sekali pada usia 0-1 tahun, 3 bulan sekali pada usia 1-3 tahun, dan 6 bulan sekali pada usia 3-6 tahun) dengan mengukur berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Seorang anak dikategorikan stunting jika tinggi dan berat badannya berada di bawah kurva tumbuh kembang normal (underweight BB/U di bawah -2SD atauwasting BB/TB <-2SD) sesuai standar yang ditetapkan oleh badan kesehatan dunia/WHO.

Pengobatan stunting
Stunting dapat ditangani dengan pemberian gizi spesifik dan gizi sensitif. Yang dimaksud gizi spesifik adalah upaya untuk memberikan gizi terbaik pada 1000 hari pertama kehidupan anak, meliputi : Pemberian makanan tambahan dan tablet penambah darah pada ibu hamil, Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) setelah melahirkan, Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, Pemberian ASI didampingi oleh MPASI pada usia anak 6-24 bulan, Imunisasi lengkap untuk anak

Sedangkan yang dimaksud intervensi gizi sensitif meliputi : penyediaan akses ke pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana (KB), akses air bersih, akses sanitasi yang baik, edukasi ke orangtua atau pendamping anak, serta memberikan pendidikan mengenai kesehatan seksual, reproduksi, dan gizi pada remaja.

Pencegahan stunting, Kunci utama pencegahan stunting adalah dengan pemberian gizi yang baik pada 1000 hari pertama kehidupan anak (0-2 tahun). Berikut ini beberapa cara untuk mencegah stunting: Hindari paparan asap rokok, Rutin periksa kehamilan, minimal 4 kali, Penuhi asupan nutrisi yang baik selama masa kehamilan, Mengikuti program imunisasi, terutama imunisasi dasar untuk anak, Berikan ASI eksklusif sampai usia anak 6 bulan dan MPASI yang sehat setelahnya, Pantau tumbuh kembang anak dengan rutin datang ke Posyandu atau ke fasilitas kesehatan, Menerapkan pola hidup bersih dan sehat, misalnya cuci tangan pakai sabun sebelum makan dan memiliki sanitasi yang baik di rumah.

Setelah kegiatan sosialisasi selesai dilanjutkan pemberian PMT untuk 16 KPM.


Download Dokumen Terlampir :

Bagikan :

Tambahkan Komentar Ke Twitter

Arsip Berita Desa

Statistik Pengunjung